Rabu, 22-10-2008 07:36:06 oleh: Eru Gunawan
Kanal: Opini
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah
Kadang perpustakaan dianggap sebagai “Gudang” yang menyimpan ilmu dan suatu saat ilmu itu akan dicari dengan cara konvensional atau keterbatasan pelayanan yang dapat dilihat dengan sistem yang digunakan sudah tentu sistem seperti ini menganut cara manual (cara seperti ini masih perlu disediakan oleh perpustakaan).
Berbeda dengan halnya sistem yang menganut teknologi akan lebih cepat dan mudah dalam melakukan proses sistem itu sendiri. Namun teknologi yang sekarang sedang berkembang di dunia perpustakaan belum mencapai titik stabilisasi penggunaan khususnya sistem yang dibuat pengembang lokal. Banyak jenis software yang disampaikan dengan berbagai macam anekdot yang menantang orang lain untuk bisa berkreatif bersama-sama namun hal-hal seperti ini akan menjadi suatu ancaman terhadap calon pengguna untuk lebih tahu sebelum mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Maksudnya penyampaian yang diberikan diawal tidak cukup mencover calon pengguna yang tidak memiliki pengetahuan tentang tentang teknologi itu sendiri, seperti contoh pengenalan software A dengan menggunakan database B sedangkan yang dilakukan harus seperti C, D atau E. Apakah cukup untuk calon pengguna diberitahukan A saja? Tanpa harus B, C, D dan E. Apakah ini suatu pancingan untuk bertanya atau menggiatkan calon pengguna untuk memiliki rasa ingin tahu tentang A, B, C, D dan E? Mungkin pertanyaan ini cukup ditampung saja.
Dengan perkembangan teknologi terkini pustakawan dituntut untuk menyesuaikan dengan segala bentuk perkembangan itu sendiri (dalam artian bukan ikut-ikutan melainkan dapat menjadi trendsetter). Apa yang kita tahu saat ini dengan perkembangan sistem secara umum?mungkin salah satunya Operation System yang menganut Open Source yaitu Linux (pastinya gratis dan perkembangannya cepat).
Mencoba untuk menggambarkan sisi lain pustakawan dalam mengemban kerja di salah satu lembaga swasta yang melakukan proses perubahan OS Linux. Kali pertama yang terlintas dalam pikiran seorang pustakawan ialah Apa itu Linux? Lalu melakukan pencarian informasi tentang Linux (namanya saja pustakawan pastinya selalu berkawan dengan informasi terbaru) setelah itu apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu untuk melakukan perubahan sistem, sudah tentu pustakawan akan memikirkan database koleksi yang sudah beribu-ribu data untuk diselamatkan terlebih dahulu, lalu mau diapakan database tersebut salah satu jawaban pasti ialah mengunakan software yang bisa berjalan di flatform Linux (untuk perpustakaan yang menggunakan sistem web based tidak masalah lagi karena web based dapat berjalan di Linux dan Windows). Sudah banyak alternatif software yang dapat beroperasi di Linux bahkan software manajemen perpustakaan yang biasa digunakan di Windows sudah bisa dioperasikan di Linux dengan menggunakan bantuan software misalnya wine, emulator dll.
Apakah Linux bisa membantu kerja seorang pustakawan? Jawabannya sudah pasti karena apa yang biasa dilakukan di OS Windows sudah dapat dilakukan di OS Linux. Seperti contoh untuk men-tik, menggunakan table hitungan, membuat presentasi, mengedit gambar, internet, chatting dan lain-lain.
Sebuah software Freelib dapat digunakan untuk mendata, mengolah dan menyajikan informasi yang dikemas secara sederhana hanya dengan mengandalkan tabulasi (TAB = menu) yang mudah dimengerti. Ukuran file nya pun hanya 362 KB dengan dummy database 2 kb (cukup 1 floppy disket) dan software ini bisa digunakan lebih dari 1 komputer dalam jaringan
hi salam kenal.... anak pgri ya...?
BalasHapusKapan2 maen ke blog gw y....
Lowongan Kerja di update tiap hari (Freelance, Fresh Graduate, Employee) .......KLIK DISINI